Langsung ke konten utama

Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada prinsip adsorpsi. Fasa diam pada KLT berupa pelat tipis (0,25 mm) yang terbuat dari alumunium oksida atau silika gel dan fasa gerak berupa eluen atau campuran pelarut yang dapat mengelusi sampel secara sempurna.

Pada prinsipnya setelah sampel ditotolkan di atas fasa diam, senyawa-senyawa dalam sampel akan terelusi dengan kecepatan yang sangat bergantung pada sifat senyawa-senyawa tersebut (kemampuan terikat pada fasa diam dan kemampuan larut dalam fasa gerak), sifat fasa diam (kekuatan elektrostatis yang menarik senyawa di atas fasa diam) dan sifat fasa gerak (kemampuan melarutkan senyawa). Secara umum, senyawa-senyawa yang memiliki kepolaran rendah akan terelusi lebih cepat dibandingkan senyawa-senyawa polar karena senyawa polar terikat lebih kuat pada silika yang mengandung silanol (SiOH2) yang pada dasarnya memiliki afinitas yang kuat terhadap senyawa polar.

Sebelum ditotolkan pada pelat, sampel dilarutkan terlebih dahulu dalam sedikit pelarut. Pelarut yang baik adalah pelarut yang mudah menguap, jika sebaliknya maka akan menyebabkan pelebaran pita pada pelat. Konsentrasi sampel yang baik berkisar antara 5-10%. Sampel yang ditotolkan harus berbentuk pita yang sesempit mungkin karena baik tidaknya pemisahan juga bergantung pada lebarnya pita. 


Image result for thin layer chromatography

Pelat yang telah siap dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan agar proses elusi berjalan lebih cepat. Setelah pelat dielusi kemudian pelat dikeringkan dan dimulai penotolan sampel menggunakan pipa kapiler. Selanjutnya pelat kembali dimasukkan ke dalam chamber untuk mengelusi sampel dan noda yang dihasilkan dideteksi menggunakan lampu UV yang kemudian akan nampak sebagai noda berpendar. Cara ini berguna untuk senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi atau aromatis. Kebanyakan adsorben KLT mengandung indicator fluorescen yang membantu mendeteksi kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa yang dipisahkan menyerap sinar UV.

Analisis kemurnian suatu senyawa dengan KLT dapat dilakukan dengan minimal tiga kali pergantian eluen, jika selalu dihasilkan spot tunggal pada pelat maka dapat dikatakan senyawa tersebut merupakan senyawa tunggal atau murni. KLT juga dapat menampakkan jumlah senyawa-senyawa dalam campuran dilihat dari noda atau spot yang muncul pada pelat maka dari itu KLT dapat digunakan untuk mengikuti atau mengontrol proses pemisahan campuran yang dilakukan menggunakan kromatografi kolom. KLT juga merupakan suatu cara yang umum digunakan untuk memilih eluen yang sesuai sebelum dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom.

_______________
Kristanti, Alfinda Novi, dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Universitas Airlangga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom merupakan suatu metode pemisahan preparatif  untuk memisahkan suatu campuran dengan berat beberapa gram. Pada prinsipnya kromatografi kolom merupakan suatu teknik pemisahan yang didasarkan pada peristiwa adsorpsi. Sampel yang biasanya berupa larutan pekat diletakkan pada ujung atas kolom. Jika sampel berupa padatan maka sampel dilarutkan dalam pelarut atau campuran pelarut yang nantinya akan digunakan untuk elusi. Pada bagian bawah kolom biasanya digunakan plat kaca masir, selain itu dapat juga digunakan glass wool atau kapas bebas lemak yang berguna untuk melewatkan eluen secara bebas tetapi menghalangi keluarnya adsorben dari kolom. Eluen atau pelarut kemudian dialirkan secara kontinu ke dalam kolom. Dengan adanya gaya gravitasi atau adanya tekanan maka eluen akan melewati kolom dan proses pemisahan senyawa akan terjadi. Seperti pada umumnya, eluen atau pelarut yang digunakan dimulai dari yang paling nonpolar dan dinaikkan secara gradien kepolarannya hingga pemisa

Harapan dan Alasan

Baituzzakah Pertamina, Beasiswa Bazma 2016, Scholarship Baituzzakah Pertamina. Tema    : Inilah Saya Bagi Keluarga Judul    : Harapan dan Alasan Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya dan adik saya saat ini tinggal di Jakarta Timur bersama keluarga dari Ibu, sedangkan kedua orang tua saya tinggal di Tangerang, kota di mana saya dibesarkan. Adik tinggal di Jakarta sejak kecil, sedangkan saya baru dua tahun berada di kota seramai ini. Berawal ketika saya diterima sebagai mahasiswa Kimia di Universitas Negeri Jakarta. Selain bertujuan mendekati kampus, juga dikarenakan biaya hidup saya mulai dari pendidikan dan keperluan sehari-hari dipenuhi oleh keluarga dari Ibu di Jakarta. Adik saat ini adalah mahasiswa semester satu di salah satu universitas swasta di Jakarta. Ibu dan Bapak adalah orang-orang yang paling berharga bagi saya. Seandainya di dunia ini tidak ada seorangpun yang menyayangi saya kecuali mereka, rasanya ini sudah lebih dari cukup. Ibu dan Bapak sa

Rekristalisasi

Senyawa bahan alam yang berbentuk padatan dari hasil isolasi suatu tanaman ataupun senyawa hasil sintesis organik sering kali terkontaminasi oleh pengotor meski hanya dalam jumlah yang relatif sedikit. Teknik umum yang sering digunakan untuk pemurnian senyawa tersebut adalah rekristalisasi yang didasarkan pada perbedaan kelarutannya pada suhu tinggi atau rendah dalam suatu pelarut. Kelarutan suatu senyawa akan meningkat dengan meningkatnya temperatur. Pembentukan kristal kembali dilakukan dengan pendinginan larutan hingga tercapai keadaan lewat jenuh. Sehingga rekristalisasi meliputi tahap awal melarutkan senyawa yang akan dimurnikan dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran pelarut pada temperatur tinggi atau bahkan mencapai titik didih pelarut sehingga diperoleh larutan jernih dan tahap selanjutnya adalah mendinginkan larutan yang akan dapat menyebabkan terbentuknya kristal yang kemudian dipisahkan melalui penyaringan. Pemilihan pelarut untuk rekristalisasi pada umu