Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Rekristalisasi

Senyawa bahan alam yang berbentuk padatan dari hasil isolasi suatu tanaman ataupun senyawa hasil sintesis organik sering kali terkontaminasi oleh pengotor meski hanya dalam jumlah yang relatif sedikit. Teknik umum yang sering digunakan untuk pemurnian senyawa tersebut adalah rekristalisasi yang didasarkan pada perbedaan kelarutannya pada suhu tinggi atau rendah dalam suatu pelarut. Kelarutan suatu senyawa akan meningkat dengan meningkatnya temperatur. Pembentukan kristal kembali dilakukan dengan pendinginan larutan hingga tercapai keadaan lewat jenuh. Sehingga rekristalisasi meliputi tahap awal melarutkan senyawa yang akan dimurnikan dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran pelarut pada temperatur tinggi atau bahkan mencapai titik didih pelarut sehingga diperoleh larutan jernih dan tahap selanjutnya adalah mendinginkan larutan yang akan dapat menyebabkan terbentuknya kristal yang kemudian dipisahkan melalui penyaringan. Pemilihan pelarut untuk rekristalisasi pada umu

Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada prinsip adsorpsi. Fasa diam pada KLT berupa pelat tipis (0,25 mm) yang terbuat dari alumunium oksida atau silika gel dan fasa gerak berupa eluen atau campuran pelarut yang dapat mengelusi sampel secara sempurna. Pada prinsipnya setelah sampel ditotolkan di atas fasa diam, senyawa-senyawa dalam sampel akan terelusi dengan kecepatan yang sangat bergantung pada sifat senyawa-senyawa tersebut (kemampuan terikat pada fasa diam dan kemampuan larut dalam fasa gerak), sifat fasa diam (kekuatan elektrostatis yang menarik senyawa di atas fasa diam) dan sifat fasa gerak (kemampuan melarutkan senyawa). Secara umum, senyawa-senyawa yang memiliki kepolaran rendah akan terelusi lebih cepat dibandingkan senyawa-senyawa polar karena senyawa polar terikat lebih kuat pada silika yang mengandung silanol (SiOH 2 ) yang pada dasarnya memiliki afinitas yang kuat terhadap senyawa polar. Sebelum ditotolkan pada pelat, sampel di

Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom merupakan suatu metode pemisahan preparatif  untuk memisahkan suatu campuran dengan berat beberapa gram. Pada prinsipnya kromatografi kolom merupakan suatu teknik pemisahan yang didasarkan pada peristiwa adsorpsi. Sampel yang biasanya berupa larutan pekat diletakkan pada ujung atas kolom. Jika sampel berupa padatan maka sampel dilarutkan dalam pelarut atau campuran pelarut yang nantinya akan digunakan untuk elusi. Pada bagian bawah kolom biasanya digunakan plat kaca masir, selain itu dapat juga digunakan glass wool atau kapas bebas lemak yang berguna untuk melewatkan eluen secara bebas tetapi menghalangi keluarnya adsorben dari kolom. Eluen atau pelarut kemudian dialirkan secara kontinu ke dalam kolom. Dengan adanya gaya gravitasi atau adanya tekanan maka eluen akan melewati kolom dan proses pemisahan senyawa akan terjadi. Seperti pada umumnya, eluen atau pelarut yang digunakan dimulai dari yang paling nonpolar dan dinaikkan secara gradien kepolarannya hingga pemisa